Album Lagu-Lagu Upacara Adat Penganten Sunda garapan Iik Setiawan & Sekar ini dirilis pada tahun 1995. Musiknya merupakan musik tradisi sunda yang dimainkan melalui gamelan sunda. Album tersebut dirilis oleh Whisnu Records, dan berisi 13 lagu dan nasehat perkawinan.
Keberagaman budaya dan adat istiadat yang ada di Indonesia tergambar dalam banyak aspek, mulai dari kesenian seperti tari dan lagu, busana, kuliner, bahkan adat dalam acara pernikahan. Ya, dalam hal ini, keberagaman budaya yang akan dibahas adalah mengenai acara adat dalam pesta pernikahan khususnya yang ada di Tanah Jawab Barat atau Sunda.
Lagu Kawinan Sunda.zip
Sawér nurutkeun Danadibrata nyaéta cihujan nu kaasupkeun ka tempat nu aya di handapeunana, lantaran katebak ku angin, upamana cai nu ragrag tina curugan kana taweuran, kenténg hateup nu teu rékép masangna nepi ka clakna cihujan muncrat kana sela-sela kenténg.[2] Kasawéran hartina keuna ku sawér, paribasa: kasawéran hartina milu kacéprétan milik, kabawa meunang bagja atawa meunang milik; panyawéran hartina lolongkrang di luar imah antara bilik luar jeung curugan, sok disebut ogé taweuran; disawér hartina pangantén nu kakara anggeus dirahpalan, diawuran ku béas dicampur duit récéh jeung rupa-rupa bahan nu jadi lambang pikeun hirup pangantén anyar; bari dilaguan ku lagu nyawér piwulang sepuh, supaya pangantén engkéna meunang rahmat lir ibarat kasawéran ku gunturna madu kacaahan bagja dina jero laki-rabina.[2]
Sawér silib tina rasa sosial, sejahtera, wekel, jeung sauyunan.[7] Pangantén sabada sungkem dibawa ka panyawéran.[7] Di panyawéran geus disiapkeun korsi jeung payungna.[7] Fungsi tukang sawér, panyambung létah kolot pangantén.[7] Caritaanana ditepikeun ngaliwatan lagu, eusina euyeub ku papatah keur pangantén.[7] Juru sawér ngahaleuang bari ngawurkeun béas, siksik konéng, jeung duit récéh ka nu lalajo.[7]
Tina jihat eusina aya sawér orok, sunatan, kawinan, jeung ngistrénan.[5] Pangna orok nu kakara lahir, budak nu tas disunatan, pasangan pangantén nu tas dirapalan, jeung nu kasinugrahan pangkat sok disawér téh kalawan harepan aya dina kasalametan, boh di dunya boh di ahérat.[5]
Tahap ini dilakukan sebagai berikut:1. Dipimpin Pengeuyeuk.2. Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.5. dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.6. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.7. Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.8. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Ngaras adalah kegiatan mencuci kaki orangtua. Ngaras dilakukan dalam perkawinan adat Sunda gaya Sukapura. Ngaras dilakukan sebagai ungkapan rasa hormat anak kepada ayah dan ibu agar mendapatkan barokah (berkah) dan restu lahir batin dari kedua orangtuanya. Sehingga dapat hidup rukun, damai dan bahagia seperti halnya yang dijalani orangtua mereka.
Kemudian tokoh yang melakukan gusaran ( Indung Beurang) melaksanakan gusaran terhadap anak perempuan itu, gigi anak perempuan diratakan dan dirapikan sehingga tampak cantik tekstur gigi anak perempuan tersebut. Setelah selesai diratakan gigi si anak perempuan tadi, maka acara selanjutnya adalah si anak perempuan didudukkan di hadapan para tamu undangan kemudian dinasehati dengan syair lagu dan di beri sawer/uang dari para undangan yang hadir.
"aq pernah undgn pesta kawinan pas sampai tmpt hjn dras dn bajir y seperti vidio ini smoga pesta ny lancar y," ungkap akun @ budesuko23. =Yjg3YjIyODA%3D"Eta semur jengkolna molototan, tatanggamah tong di bere semur jengkol keur banjir bisi micen sembarangan," jawab akun @ embunbagdja.
Menikah dengan adat memang sudah menjadi sebuah tradisi. Bahkan, kamu tentu lebih sering melihat teman kamu yang menikah secara adat dibanding dengan internasional. Mengapa? Yap! Alasannya karena hal pernikahan adat di Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah. Walaupun terkesan ribet karena banyak sekali yang harus dipersipkan, tetapi menikah secara adat dapat menjadi kesan sendiri lho buat kamu. Kapan lagi kamu bisa menggunakan baju adat dengan segala tradisi yang ada. Namun, pernikahan ada saat ini sudah modern kok, seperti musik tidak harus lagu-lagu dari kota kelahiran kamu, kamu juga bisa lempar bunga dan lain sebagainya. Tak hanya itu, sebelum menikah juga seringkali ada tradisi yang harus kamu lakukan misalnya dipingit, siraman dan lainnya. Kapanlagi kamu bisa melakukan hal itu selain pernikahan adat?
Prosesi Ngeuyeuk Seureuh ini akan dipimpin oleh Pengeuyeuk. Nantinya, Pengeuyeuk akan mempersilahkan kedua calon pengantin untuk meminta izin dan doa restu dari orang tua dengan diiringi lagu kidung oleh Pengeuyeuk.
Tidak hanya itu saja, untuk jenis tifa yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tarian serta lagu di dalam ritual. Hal itu dikarenakan, bunyi yang dihasilkan pada alat musik itu akan mempengaruhi gerakan tariannya.
Di samping itu, bagi para pengantin baru, kamar tersebut digunakan untuk malam pertama. Akan tetapi, terkadang juga dikosongkan untuk menghormati penyatuan dewa-dewi cinta asmara perkawinan Jawa, yakni Dewa Kamajaya dan Dewi Kama Ratih.
PORTAL MAJALENGKA -- Lagu Kalangkang yang dipopulerkan artis Nining Meida dan Adang Chengos kini menjelma seolah-olah lagu yang wajib dilantunkan dalam hajatan pernikahan di lingkungan masyarakat Sunda, termasuk Majalengka.
Kebaya merupakan busana tradisional yang dikenakan oleh pengantin wanita adat Sunda. Kebaya ini memberikan identitas kepribadian seorang wanita yang cantik, anggun, serta menjunjung etika dan nilai tradisional budaya daerah. Sementara itu, rok yang biasa dikenakan bermotif motif sidomukti, lereng eneng, atau mega mendung. Motif sidomukti biasanya dikenakan oleh pengantin laki-laki maupun wanita pada acara perkawinan, yang dinamakan sebagai sawitan (sepasang). "Sido" berarti terus-menerus atau "menjadi" dan "mukti" berarti hidup dalam kebahagian dan berkecukupan. Jadi, sidomukti dapat dimaknai sebagai harapan akan masa depan yang baik dan penuh kebahagian antarkedua mempelai. Motif lereng eneng melambangkan jalan kehidupan setelah menikah yang sangat panjang dan penuh rintangan, sedangkan motif mega mendung bercerita tentang kehidupan.Pengantin Sunda laki-laki memakai jas buka prengwadana yang menjadi busana utama. Jas buka prengwadana ini memberi makna kebijaksanaan kaum pria yang mampu membimbing anggota keluarganya. Penutup kepala yang dikenakan oleh sang pria dinamakan bendo. Bendo memberi makna bahwa kedudukan kedudukan pengantin pria sebagai kepala rumah tangga adalah dengan mengayomi seluruh anggota keluarganya, sedangkan keris yang disematkan di area pinggang dianggap senjata pusaka yang melambangkan kehidupan keluarga agar terhindar dari bahaya. 2ff7e9595c
Comments